Senin, 16 Februari 2009

BAB III

TINJAUAN KASUS

Ruagan : Melati

Tanggal Masuk : 22-4-2006

I. Identitas Klien

Initial : Ny. N

Umur : 33 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status perkawinan : Kawin

Pekerjaan : Rumah Tangga

No. Reg : 34438

Tanggal Pengkajian : 16 Mei 2006

Informan : Pasien, status

II. Alasan Masuk

Klien masuk RSJ. Prof. DR. HB. Saanin Padang tanggal 22 April 2006 melalui IGD dengan keluhan jalan mondar-mandir di rumah, marah-marah bila keinginan tidak terpenuhi, mengamuk, menyerang, menendang pintu, menghardik keluarga. Emosi klien labil kadang-kadang menangis, suka berteriak, bicara ngawur, bicara dan tertawa sendiri. Dirumah klien tidak bisa tidur dan kadang-kadang suka bertelanjang.

III. Faktor Predisposisi

a. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu.

Klien mengalami gangguan jiwa sejak tahun 1996, keluarga klien pernah membawa klien berobat ke dukun di Banten, namun karena tidak terlihat perubahan klien dibawa pulang

b. Lebih kurang 5 tahun terahkir ini klien kontrol di poliklinik RSJ. Prof. DR. HB. Saanin Padang. Selama ini klien minum obat dan kontrol secara teratur namun harus dibujuk oleh ayah klien dengan memberi uang Rp. 1.000,00. Namun lebih kurang 3 bulan terakhir klien tidak mau minum obat karena merasa dirinya tidak sakit. Klien baru pertamakali dirawat di RSJ. Prof. DR. HB. Saanin Padang.

MK : Regimen terapeutik tidak efektif

b. Riwayat penganiayaan fisik, seksual dan lain-lain

Berdasarkan cerita dari keluarga didapatkan bahwa suami klien sering melakukan kekerasan seperti menampar klien. Namun klien tidak pernah mengatakan kenapa suaminya menampar klien dan selama ini klien mendiamkannya. Sebelumnya klien tidak pernah melakukan tindakan kekerasan, tapi ± 4 hari sebelum klien dirawat, klien suka mengamuk, menyerang, menendang benda seperti pintu. Berdasarkan informasi perawatan, klien mempunyai riwayat suicide. Klien juga pernah mengatakan ingin bunuh diri. Keluarga klien juga mengatakan bahwa klien pernah mengatakan ingin bunuh diri.

MK : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, lingkungan

c. Herediter

Menurut orang tua klien, tidak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit seperti klien.

d. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Klien merasa sedih karena pada tahun 1996 klien pernah dijodohkan oleh ayahnya, namun klien tidak jadi menikah karena paman klien tidak menyetujuinya karena klien dianggap masih kecil. Klien merasa sedih dan terlihat murung. Selang beberapa bulan setelah itu klien berkenalan dengan orang lain dan menikah dengan orang tersebut. Setelah menikah klien hamil dan melahirkan pada tahun 1997 klien tidak bisa menyusui anaknya karena klien sakit. Pernikahan klien dengan suaminya tidak berlangsung lama karena suami klien suka melakukan kekerasan seperti menampar klien, lalu ayah klien mengusir suami klien sehingga mereka berpisah. Saat ini suami klien sudah menikah lagi dengan perempuan lain dan mempunyai 2 orang anak.

Klien mengatakan sampai sekarang ia masih teringat dan sayang dengan suaminya sehingga membuat klien jadi menangis. Pada saat pengkajian terlihat mata klien berkaca-kaca ketika teringat suaminya.

MK : Berduka Disfungsional

IV. Pemerikasaan Fisik

TD : 110/70 mmHg TB : 155 cm

N : 78 x/I BB : 43 kg

P : 20 x/i

S : 370 C

Keluhan fisik tidak ada

V. Psikososial

1. Genogram










Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Meninggal

: Tinggal serumah

: Pisah rumah

Klien anak ke 2 dari 7 bersaudara, sejak kecil klien diasuh oleh kedua orang tuanya. Dalam pengambilan keputusan biasanya orang tua klien membicarakan dengan anak-anaknya. Sebelum menikah biasanya klien terbuka dalam menceritakan masalahnya dengan orang tua. Namun setelah menikah klien menjadi tertutup dan tidak mau menceritakan permasalahan nya kepada orang tua. Klien tidak pernah menceritakan tentang perilaku suaminya yang melakukan kekerasan. Sejak klien sakit, orang tua klienlah yang selalu mengusahakan pengobatan untuk klien, sedangkan suami klien tidak pernah membawa klien berobat. Namun jika klien terlalu gelisah dan suka jalan-jalan tanpa tujuan maka keluarga mengurung klien dalam kamar.

Adik klien kadang kurang sabar dan memarahi klien .

MK : Koping keluarga tidak efektif

2. Konsep Diri

a. Gambaran Diri

Klien tidak dapat menjelaskan persepsi tentang tubuhnya, bagaimana yang disenangi dan bagaimana yang tidak, karena klien masih bingung, dan sering tidak menyambung antara pertanyaan perawat dan jawabannya.

b. Identitas Diri

Klien adalah anak ke 2 dari 7 bersaudara. Klien mengatakan bahwa ia sekolah sampai tingkat SMP, klien mengatakan pernah menikah dan sekarang sudah berpisah. Klien mengatakan senang menjadi seorang ibu dan klien mempunyai 1 orang anak.

c. Peran

Setelah berpisah dengan suami, klien tinggal di rumah orang tuanya dan berperan sebagai seorang anak yang membantu orang tuanya dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Klien juga sebagai ibu bagi anaknya yang berusaha memberikan kasih sayang dan membantu mempersiapkan keperluan anaknya untuk sekolah.

d. Ideal Diri

Klien berharap cepat sembuh dan segera pulang, sehingga dapat membantu ibunya kembali dan juga mengasuh anaknya. Klien mengatakan kadang-kadang ia menangis karena teringat dengan suaminya dan ingin berjumpa dengan suaminya.

e. Harga Diri

Klien mengatakan merasa malu dengan teman-taman di lingkungan rumahnya karena klien pernah tinggal kelas dan dianggap bodoh. Disamping itu klien juga merasa tidak berguna karena . Sejak berpisah dengan suaminya, klien merasa tidak berguna lagi hidup.

MK : Gangguan Konsep diri : Harga Diri Rendah

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti

Orang yang berarti bagi bagi klien adalah ibunya, biasanya lebih cendrung bercerita pada ibunya daripada ayahnya atau orang lain.

b. Peran dalam kelompok/masyarakat

Klien mengatakan bahwa ia tidak mau mengikuti kegiatan di kelompok/masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Keluarga klien mengatakan, di rumah klien juga suka menyendiri dan bermenung. Begitu juga selama di ruangan klien tampak suka menyendiri dan tak mau bergaul dengan orang lain.

MK : Gangguan interaksi sosial : menarik diri.

c. Hambatan berhubungan

Dalam berhubungan dengan orang lain klien mengalami hambatan karena bicaranya tidak jelas dan ngawur.

MK : Kerusakan komunikasi verbal.

4. Spritual

a. Nilai dan Keyakinan

Klien menganut agama Islam dan melaksanakan shalat 5 waktu. Ayah klien adalah pensiunan guru agama. Biasanya ayah klien selalu memberikan nasehat agar klien tidak lupa mengerjakan sholat dan memohon kepada Tuhan agar segera disembuhkan dan bisa segera pulang. Keluarga klien mempunyai keyakinan bahwa penyakit yang diderita klien adalah akibat guna-guna oleh orang yang sakit hati terhadap keluarga klien.

MK : -

b. Kegiatan Ibadah

Selama di rawat kadang-kadang klien ingat mengerjakan sholat dan kadang-kadang lupa.

MK : -

VI. Status Mental

a. Penampilan

Dari hasil observasi perawat klien tampak kurang rapi, rambut klien tidak disisir, baju dan celana agak kumal, kancing/resleting muka tidak terpasang. Klien memakai jilbab sarung kecil warna putih yang kurang bersih. Klien melapisi pakaiannya dengan sarung dan mukena yang sudah kotor. Rambut klien berketombe, gigi kurang bersih, klien malas jika disuruh mandi, kuku panjang. Klien juga malas mandi.

Mk : Defisit perawatan diri

b. Pembicaraan

Klien kadang-kadang berbicara lambat tapi kata-kata yang diucapkannya kurang jelas terdengar. Namun tiba-tiba klien juga bisa berteriak-teriak pada klien lain. Kalau sudah bicara, kadang-kadang susah dihentikan. Bicaranya panjang namun tidak jelas dan ngawur. Klien mau menjawab setiap pertanyaan perawat tapi jawaban yang diberikan kadang-kadang tidak sesuai dengan pertanyaan. Ketika ditanya berapa umur klien, klien menjawab ia lahir tahun 1973. Ketika ditanya berapa orang jumlah saudara klien, ia menjawab “seluruh dunia”. Klien memanggil perawat ruangan dengan panggilan “mama”. Selama pembicaraan klien bisa mempertahankan kontak mata. Namun jika ada sesuatu yang menganggu perhatian klien sangat mudah beralih dari pembicaraan semula.

MK : Gangguan komunikasi verbal.

c. Aktivitas Motorik

Dari status didapatkan bahwa klien mempunyai riwayat kejang pada usia 22 tahun dan klien tidak bisa berbicara selama beberapa bulan. Berdasarkan observasi, pergerakan klien terlihat kaku, klien tampak lesu dan kurang bertenaga. Klien mampu melakukan kegiatan seperti makan, mandi secara mandiri. Namun untuk kegiatan seperti mengepel/ menyapu ruangan dan merapikan tempat tidur, klien kurang bisa melakukannya. Biasanya dibantu oleh pasien lain dan perawat.

MK :

d. Alam Perasaan

Pada saat pengkajian kadang-kadang klien berhenti bicara, tiba-tiba seperti ingin menangis. Klien mengatakan teringat dengan suaminya. Klien mengatakan tidak ada guna lagi dia hidup, lebih baik mati saja.

Mk : Keputusasaan.

e. Afek

Berdasarkan observasi dan interaksi yang dilakukan perawat, terlihat afek klien labil. Emosi cepat berubah. Kadang-kadang klien tertawa namun tiba-tiba klien bisa marah-marah kepada klien lain bahkan berkelahi.

MK : Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

f. Interaksi selama wawancara

Interaksi selam wawancara, klien mau diajak bicara, klien menjawab pertanyaan yang diajukan perawat walaupun kadang-kadang tidak sesuai.. Kontak mata selama wawancara ada, klien tampak cukup tertarik berbicara dengan perawat. Namun karena pembicaraan klien masih sering ngawur perawat perlu mengulang kembali pertanyaan agar mudah dimengerti oleh klien. Konsentrasi klien mudah beralih ke hal-hal lain sehingga kadang-kadang kurang fokus dengan interaksi yang sedang berlangsung.

MK : Gangguan komunikasi verbal.

g. Persepsi

Klien mengalami halusinasi penglihatan dan pendengaran. Klien melihat bayangan mayat di bawah tempat tidur & kadang-kadang di kamar mandi. Klien juga mendengar suara-suara yang memanggil nama klien, kadang-kadang memanggil “ Maria” atau Iya-iya”. Ketika ditanyakan berapa sering bayangan itu datang klien mengatakan sering, ia tidak bisa menghitungnya. Namun akhir-akhir ini sudah mulai berkurang. Biasanya suara-suara itu terdengar malam hari sehingga klien tidak bisa tidur. Kadang-kadang suara itu menyuruh klien untuk berjalan-jalan “mengelilingi dunia”. Ketika ditanya apa yang dilakukan klien ketika melihat bayangan mayat ia mengatakan takut dan lari menjauhi mayat tersebut. Namun jika mendengar suara-suara biasanya klien hanya diam saja. Tapi jika suara itu mengajaknya untuk berjalan-jalan klien mengikutinya.

MK : Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran dan penglihatan

h. Proses Pikir

Selama interaksi ; proses pikir klien terlihat terganggu. Hal ini dapat diketahui dari jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan perawat. Ketika ditanya berapa jumlah saudaranya klien menjawab “ Banyak diseluruh dunia”. Ketika ditanyakan klien anak ke berapa, jawaban yang diberikan klien adalah klien berhitung dari 1-50. ketika interaksi dilakukan bersama klien dan orang tua (ayah klien), klien menanyakan kepada ayahnya tentang kondisi anaknya yang baru dilahirkannya, padahal dari cerita ayah klien diketahui bahwa klien hanya mempunyai 1 orang anak yang sudah duduk di kelas 1 SD.

MK : Perubahan proses pikir.

i. Isi Pikir

Selama interaksi tidak ditemukan adanya perkataan yang diulang-ulang yang menunjukkan adanya waham. Klien tidak merasa dirinya sebagai orang hebat. Klien juga tidak mempunyai kecurigaan kepada orang lain yang tidak sesuai dengan kenyataan.

MK : -

j. Tingkat Kesadaran

Klien tampak bingung, orientasi terhadap waktu, tempat, orang terganggu, ketika ditanyakan dimana ia berada klien mengatakan dia ada di Binuang kampuang dalam. Ketika ditanya hari ini hari apa dan tanggal berapa, klien tidak tahu, klien juga tidak dapat menyebutkan nama perawat.

MK : - Perubahan proses pikir.

k. Memori

Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang. Klien tidak ingat kapa ia dibawa ke RSJ. Prof. DR. HB. Saanin Padang ini. Klien juga tidak ingat nama-nama teman yang satu ruangan dengannya. Klien juga mengalami gangguan daya ingat jangka pendek. Ketika ditanya nama perawat, klien sering lupa dan diingatkan kembali siapa nama perawat & darimana perawat berasal. Klien tidak dapat menyebutkan berapa orang bersaudara, berapa orang laki-laki & perempuan, dan tidak ingat nama-namanya. Klien tidak ingata kapan ia menikah

MK : - Perubahan proses pikir.

l. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

Klien dapat berhitung dari 1-50, klien dapat melakukan penambahan, pengurangan, perkalian sederhana seperti 2+7=9, 14-5=11, 2x8=16. Konsentrasi klien mudah dialihkan, jawaban yang diberikan berbeda dengan pertanyaan. Biasanya perawat mengulang kembali pertanyaan untuk memfokuskan klien pada pertanyaan tersebut.

Mk : - Perubahan proses pikir

m. Kemampuan Penilaian

Klien mengalami gangguan penilaian ringan. Klien dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain, seperti ketika diberi kesempatan untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi klien memilih mandi dulu baru makan.

Mk : - Perubahan proses pikir

n. Daya Tilik Diri

Klien mengatakan ia tidak sakit dan tidak mau minum obat. Klien marah ketika ada pasien lain mengatakan bahwa ia sakit jiwa & harus minum obat. Klien menganggap teman-temannyalah yang gila.

MK : - Perubahan proses pikir.

VII. Kebutuhan Pasien Pulang

1. Kemampuan klien memenuhi / menyediakan kebutuhan.

Klien belum mampu memilih/menyediakan pakaian dengan baik, sudah 4 hari klien memakai pakaian yang sama. Klien juga belum bisa memakai pakaian dengan rapi, kadang-kadang kancing baju tidak terpasang/resleting rok celana tidak ada, klien sering memakai baju berlapis-lapis.

MK : - Defisit perawatan diri

2. Kegiatan hidup sehari-hari

a. Perawatan diri

Klien tidak mau dianjurkan untuk mandi, klien juga malas mengganti pakaian. Atau jika pakaian diganti klien hanya melapisi pakaian yang lama, dengan yang baru.

b. Nutrisi

Klien makan 3 x sehari, menu terdiri dari nasi, lauk, sayur & buah yang bervariasi sesuai dengan yang disediakan di RS. Porsi makan habis, klien makan menggunakan tangan di meja makan bersama klien lain. Kadang-kadang klien makan di ruangan.

c. BAB/BAK

Klien mengatakan tidak ada gangguan dengan BAB. Biasanya klien BAB 1 x sehari dan BAK 5-6 kali perhari.

d. Tidur.

Tidur siang 1-2 jam perhari, tidur malam 5-6 jam perhari.

3. Kemampuan klien.

Dirumah biasanya yang mengatur pemberian obat klien adalah kedua orang tuanya. Kadang-kadang klien malas minum obat dan harus dibujuk oleh ayahnya. Di RS obat klien disiapkan oleh perawat, minum obat diawasi. Klien hanya minum obat bila disuruh perawat dan tidak pernah meminta langsung pada perawat.

Mk : - Regimen pengobatan tidak adekuat.

4. Aktivitas di dalam rumah

Klien hanya membantu kegiatan rumah sehari-hari seperti membersihkan rumah, mencuci, dll.

5. Aktivitas di luar rumah

Klien tidak ada aktivitas di luar rumah.

VIII. Mekanisme Koping

Klien cenderung untuk menyimpan permasalahan yang dihadapinya sendiri, jika sedang menghadapi masalah, klien suka menyendiri walaupun kadang-kadang klien bercerita pada ibunya.

MK : - Koping individu in efektif.

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan

Klien sudah menderita gangguan jiwa sejak usia 23 tahun. Karena sakitnya klien jarang bergaul dengan warga di sekitar, disamping itu klien juga pernah di bawa keluarga berobat ke luar kota (Banten)

MK : - Gangguan interaksi sosial : menarik diri.

X. Pengetahuan

Klien tidak mengetahui tentang penyakit jiwa, apa penyebabnya, faktor predisposisi, pengobatan, fungsi obat, efek obat maupun akibat putus obat.

MK : - Kurang pengetahuan

XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik : Skizofrenia Paranoid

Therapi : Haloperidol / HLP : 3 x 5 mg

Chlorpromazine / CPZ : 1 x 100 mg

Trihexiphenidyl/THP : 3 x 2 mg

AMT : 3 x 12,5 mg

ECT : 3x : 93 Coloumb hasil (+)

105 coloumb hasil (+)

99 coloumb hasil (+)

ANALISA DATA

No.

DATA PENUNJANG

MASALAH

1.

DS :

· Klien mengatakan sering mengancam keluarga mau dipukul

· Klien mengatakan sewaktu dirumah pernah merusak alat-alat rumah tangga.

· Klien mengatakan sewaktu dirumah sering marah-marah.

DO :

· Bibir klien sering komat-kamit

Resiko perilaku kekersan

2.

3.

4.

5.

DS :

· Klien mengatakan bapak (alm) agak keras dalam mendidik anak-anaknya.

· Klien mengatakan sering dimarahi oleh bapak (alm) dan ibunya terutama kalau tidak mengikuti sesuai aturan bapak.

DO : -

DS :

· Klien mengatakan sering mendengar suara orang yang menyuruh untuk berjalan dan memanggilnya dan melakukan sesuatu yang tidak baik “pecahkan saja”.

· Klien mengatakan melihat bayangan hitam seperti selimut besar.

· Klien mengatakan merasakan hal tersebut 3 – 4 x sehari.

· Klien mengatakan suara itu muncul bila klien sendirian dan menjelang tidur.

· Klien mengatakan cemas dan takut bila mendengar dan melihat bayangan hitam tersebut.

DO :

· Bibir klien komat-kamit.

· Klien tampak kurang tidur.

· Klien tampak kelelahan, kurang semangat.

DS

· Klien mengatakan sering lupa minum obatnya

· Klien mengatakan sejak di Jakarta ± 1 minggu tidak teratur minum obat.

· Klien mengatakan kalau obatnya terjatuh ke lantai dibiarkan saja dan tidak diambil.

DO :

· Klien bertanya apakah obatnya sudah diminum.

DS :

· Klien mengatakan bahwa sejak kematian ayahnya klien sering kemakam ayahnya.

DO :

· Klien tampak sedih ketika mengungkapkan kematian ayahnya.

· Wajah klien murung dan menunduk.

Koping keluarga in efektif

Perubahan persepsi sensorik : halusinasi pendengaran dan penglihatan.

Regimen terapeutik in efektif

Berduka disfungsional

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

  1. Resiko perilaku kekerasan
  2. Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran dan penglihatan
  3. Berduka disfungsional
  4. Koping keluarga inefektif
  5. Regemen terapeutik in efektif

POHON MASALAH

Resiko Perilaku Kekerasan Pada Diri Sendiri, Orang Lain dan Lingkungan




























Koping Keluarga in efektif



DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan b/d halusinasi dan penglihatan.

2. Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran dan penglihatan b/d berduka disfungsional.

3. Berduka disfungsional b/d koping keluarga in efektif.

4. Penatalaksanaan regimen terapeutik in efektif b/d koping keluarga in efektif.

CATATAN PERKEMBANGAN

No

IMPLEMENTASI

EVALUASI

PARAF

DX.1

TUK 1

DX.1

TUK 2

DX 2

TUK 1

DX 2

TUK 2

DX 2

TUK 3

Hari / tgl : selasa / 16 Mei 06 jam 10.00 wib

- Membina hubungan saling percaya.

Melakukan interaksi pertama dengan klien “pagi uni, apa kabar”.

- Perkenalan

Nama saya suster L mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Unand Padang yang praktek di RS ini selama 1 bulan, diruangan Geges selama 5 hari (sambil memperlihatkan papan nama).

Nama Uni siapa …? (sambil mengeluarkan tangan kearah klien).

- Mempertahankan kontak mata selama interaksi.

- Menunjukan sikap empiti dengan penuh perhatian dengan duduk berhadapan dengan posisi agak membungkuk kearah klien.

- Mejelaskan tujuan interaksi

“kalau uni E bersedia saya ingin berbincang-bincang selama 25 menit bagaimana kalau kita bicara diruangan makan ?”

- Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya dengan pertanyaan terbuka !

Uni E apa yang terjadi, kenapa uni bisa dibawa kesini ?

- Berikan reinforcement (+) atas ungkapan klien yang positif.

Bagus uni !! saya senang dengan ungkapan uni.

Rabu /17 Mei 2006 Jam 10.00 wib

- Selamat pagi Uni E. bagaimana kabarnya hari ini ?

- Mengingatkan kembali kontrak sebelumnya, uni E sesuai dengan kontrak kita kemaren sekarang kita akan membahas tentang halusinasi selama 25 menit.

- Identifikasi keadaan klien saat ini. Coba uni E ceritakan bagaimana perasaan uni E saat ini.

- Mengobservasi perilaku verbal dan non verbal klien.

- Memotivasi klien untuk mengungkapkan pengalaman halusinasinya.

Uni E bagaimana tidur semalam, apakah masih mendengarkan suara-suara yang aneh dan melihat bayangan-bayangan hitam itu ?

- Menanyakan kepada klien

Kamis / 18 Mei 2006 jam 10.00 wib

- Memberi salam terapeutik. Selamat pagi uni E ?

- Mengingatkan kontrak

“uni E sesuai janji kita kemaren kita bicara kembali tentang halusinasi.

- Menjelaskan kontrak waktu ± 25 menit.

- Identifikasi perasaan klien saat ini “bagaimana perasaan uni saat ini ? apakah tadi malam bisa tidur.

- Diskusikan bersama klien langkah-langkah yang diambil kalau halusinasi datang “uni kalau halusinasi datang apa yang uni lakukan ?

- Menganjurkan klien mempertahankan tindakan yang tepat.

- Uni E saya lihat tadi tampak letih ? apakah kurang tidur semalam ?

- Kalau begitu pembicaraan kita hari ini cukup sampai disini dulu, kalau uni E setuju besok jam 13.00 wib kita bicarakan lagi tentang halusinasi.

Jum’at / 19 Mei 2006 Jam 13.00 wib

- Siang uni E bagaimana perasaannya saat ini.

- Mengingatkan kontrak sebelumnya. Sesuai dengan rencana kita kemarin hari ini kita mengevaluasi pemahaman uni tentang halusinasi.

- Identifikasi koping yang digunakan bila halusinasi datang.

- Memberi reinforcement (+) atas atas ungkapan yang positif.

Nah itu sudah bagus, uni harus pertahankan.

- Mendiskusikan bersama klien alternatif lain yang bisa dipakai. “uni E selain itu uni bisa juga mencari bantuan perawat untuk dicarikan aktifitas lain di RS ini.

- Mengakhiri interaksi dengan uni E dengan membuat kontrak untuk pertemuan berikut. Uni E hari ini pembicaraan kita cukup sampai disini, besok kita sambung lagi tentang cara mengontrol halusinasi yaitu hari senin jam 13.00 wib. Apa uni bersedia.

Senin / 22 Mei 2006 jam 13.00 wib

- Berikan salam terapeutik, semalat siang uni E ?

- Mengingatkan kontrak sebelumnya. Uni sesuai kontrak kita kemaren hari ini kita bicara tentang cara memutuskan halusinasi.

- Menganjurkan klien meminta bantuan temannya jika mendengar suara atau melihat bayangan “jadi uni kalau halusinasi datang uni minta bantuan teman-teman yang ada disamping uni”.

- Evaluasi kembali kemampuan klien dalam memutuskan halusinasi. Coba uni ulangi cara-cara memutuskan halusinasi reinforcement (+).

- Kalau begitu pembicaraan kita cukup sampai disini dulu, mulai senin ini saya sudah pindah ruangan dinas di melati dan hari selasa besok kita bicara tentang obat-obat yang uni minum disini serta efek samping obat. Kalau begitu sampai jumpa hari selasa jam 10.30 wib ruangan makan Geges ya uni E.

Selasa / 23 Mei 2006 jam 10.00 wib

- Memberikan salam terapeutik. Selamat pagi uni E ?

- Mengingatkan kontrak sebelumnya “ uni E sesuai dengan kontrak kita kemaren hari ini kita akan membicarakan tentang pemberian obat, apa uni masih ingat ? Bagaimana keadaan uni hari ini ? atau ada yang lain yang harus kita bicarakan ?

- Menanyakan tentang jenis obat yang diminum klien “setiap hari ada berapa obat yang uni minum ? dan bagaimana bentuk dan cirinya ?

- Mendiskusikan kembali dengan klien tentang macam obat yang digunakan, ciri dan masing-masing obat yang digunakan.

- Membantu klien dalam mengenal nama-nama obatnya.

- Menganjurkan uni E untuk minum obat secara teratur.

- Menjelaskan / mendiskusikan dengan klien tentang efek samping yang muncul akibat minum obat tersebut.

- Mendiskusikan akibat menghentikan obat secara mendadak.

- Menjelaskan prinsip-prinsip pemberian obat 5 benar.

- Menyimpulkan bersama-sama klien tentang pemberian obat.

- Mengevaluasi kembali kemampuan klien tentang pemberian obat “coba uni ulangi tentang obat” jenis manfaat ESO. Akibat lanjut menghentikan obat secara mendadak.

- Reinforcement (+) atas ungkapan klien.

- Mengakhiri kontrak waktu dengan uni E dan membuat kontrak baru untuk pertemuan berikutnya.

“kalau begitu pembicaraan kita cukupkan sampai disini. Besok kita sambung lagi tentang topik yang baru yaitu regimen terapeutik. Bagaimana apakah uni E setuju ? jam 13.00 wib di ruangan makan Geges”.

Rabu / 24 Mei 2006 jam 13.00 wib

- Memberikan salam terapeutik, siang uni E.

- Mengingatkan kontrak sebelumnya “uni E sesuai kontrak kita kemarin hari ini kita akan membicarakan tentang regimen terapeutik”. Apa uni masih ingat ?

Bagaimana perasaan uni pada hari ini ?

- Memotivasi klien untuk mengungkapkan masalahnya.

“bagaimana rasanya uni apakah uni ada masalah dengan pengobatan yang telah diberikan selama ini.

- Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang obat yang diberikan.

- Memberikan reinforcement (+) atas ungkapan klien tentang pengobatan.

- Kalau begitu pembicaraan kita cukupkan sampai disini dulu. Besok kita bincang-bincang lagi jam 13.00 wib. Apakah uni bersedia disini.

Kamis / 25 Mei 2006 jam 13.00 wib

- Memberi salam terapeutik “siang uni E”.

- Mengingatkan kontrak sebelumnya. “uni E sesuai janji kita kemarin sekarang kita akan bahas tentang faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat penunjang penatalaksanaan (pemberian) pengobatan ?

- Mengkaji pengetahuan klien terhadap pengobatan . “uni E apakah uni tahu tujuan uni harus teratur minum obat dan selalu kontrol ke RS / puskesmas.

- Mengkaji sumber daya / penunjang keluarga terhadap pengobatan.

- Memberi reinforcement (+) atas ungakapan klien.

- Membantu klien untuk menemukan kekuatan (+) yang ada dalam dirinya dan keluarga.

- Uni E apakah uni mengerti kenapa uni harus minum obat teratur dan rajin kontrol ke dokter.

- Mendorong klien untuk mencari informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi “uni E apakah uni sudah bisa mengambil keputusan agar uni E cepat sembuh dan cepat pulang ke rumah.

- Memberi reinforcement (+)

- Mengakhiri interaksi dan membuat kontrak waktu baru “uni untuk hari ini kita cukupkan sampai disini besok kita sambung lagi tentang pengetahuan uni tentang penyakit yaitu halusinasi jam 13.00 wib di ruang makan Geges.

Jum’at / 26 Mei 2006 Jam 13.00 wib

- Memberi salam terapeutik “siang uni E”.

- Menanyakan kabar hari ini “bagaimana keadaan uni saat ini apalah tidur semalam ?”.

- Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya tanda dan gejala, penyebab dan faktor penunjang.

“dapatkah uni mengungkapkan apa yang uni ketahui tentang halusinasi, tanda dan gejal, penyebab, macam-macam dan proses terjadinya halusinasi serta strategi perawatan dan mekanisme koping yang dapat digunkan bila halusinasi datang”

- Reinforcement (+) atas ungkapan.

- Meluruskan konsep tentang halusinasi, penyebabm, macam-macam halusinasi serta strategi perawatan dan mekanisme koping yang dapat digunakan.

- Meminta klien untuk mengulang kembali tentang halusinasi.

- Reinforcement (+) atas ungkapan klien.

- Baiklah uni E untuk pertemuan hari ini kita cukupkan disini. Hari senin kita lanjutkan lagi tentang obat. Jam berapa uni bersedia ..iya… suster, terserah suster jam berapa, saya bersedia saja ….jam 13.00 wib saja uni E di ruang makan Geges ini.

S :

Pagi suster nama saya Ema Safitri boleh dipanggil Ema !!

Dirumah saya marah-marah dan mengejar-ngejar mau memukul orang tua ! mengamuk memecahkan kaca 2 buah dirumah. Saya mendengar suara-suara pecahkan saja.

O :

Klien tampak senang dan tersenyum dan menjabat tangan perawat

A :

Hubungan saling percaya mulai terbina.

P :

Pertahankan dan lanjutkan ke TUK 2 DX.1 jam 10.00 wib

S :

Klien mengatakan ya, suster saya setuju bicara hari ini.

“tadi malam saya kurang tidur buk, karena suara-suara itu masih saya dengar, saya berdoa membaca surat yasin dan suara-suara itu hilang.

O :

Klien tampak lesu.

A :

Klien mulai bisa mengenal halusinasinya.

P :

Pertahankan hubungan P-K ulangi TUK 2 DX 1 jam 10.00 wib diruangan makan geges.

S :

Uni E mengatakan hari ini terasa cukup enak.

Kalau halusinasi datang, biasanya saya shalat sus dan membaca ayat pendek.

3 cara memutuskan halusinasi adalah mencari kegiatan yang positif.

O :

Klien tampak lesu

A :

Klien mulai memahami tentang halusinasi

P :

Ulangi TUK 2, DX 1 jam 13.00 wib

S :

Uni E mengatakan hari in terasa cukup enak dan segar.

Kalau halusinasi datang pada malam hari saya shalat dan membaca ayat pendek dan siang hari saya melakukan aktifitas yang telah dianjurkan oleh perawat seperti : menyapu dan menyiapkan sarapan.

O :

Klien tampak tenang

Klien tampak serius berkomunikasi dengan perawat.

A :

Uni E mulai memahami cara mengontrol halusinasi.

P :

Lanjutkan TUK 3 DX 1 jam 13.00 wib diruang makan Geges

S :

Uni E mengatakan “bila ada mendengar suara-suara dan melihat bayangan saya akan meminta bantuan teman, dan berusaha meminta bantuan perawat melakukan aktivitas mengatakan “tidak” pada halusinasi saya”.

O :

Klien tampak tenang

A :

Klien sudah dapat mengontrol halusinasinya.

P :

Lanjutkan ke TUK 5 DX 1 jam 10.00 wib dirungan makan Geges.

S :

Klien mengatakan ada 4 macam obat yang saya minum, klien mengatakan mulut terasa kering dan berusaha untuk minum banyak.

O :

Klien memperhatikan penjelasan perawat.

A :

Klien mulai tahu tentang jenis obat, ESO dan cara mencegah efek samping obat, akibat lanjut menghentikan obat prinsip-prinsip 5 B

P :

Pertahankan hubungan P – K, lanjutkan ke DX 2 TUK 1 jam 13.00 wib dirungan makan Geges.

S :

Siang suster. Klien mengatakan sering lupa untuk minum obat karena jumlahnya yang banyak yaitu 4 macam.

O :

Klien tampak serius berkomunikasi dengan perawat.

A :

Klien mulai percaya dengan perawat dengan mengungkapkan perasaannya.

P :

Pertahankan hubungan lanjutkan ke DX 2 TUK 2 jam 13.00 di ruang makan Geges

S :

Siang suster, iya suster saya tahu agar cepat sembuh dan suara-suara yang aneh serta bayangan hitam itu tidak muncul lagi. Saya ingin cepat pulang dan bertemu dengan orang tua.

O :

Klien tampak senang waktu melakukan interaksi dengan perawat.

A :

Klien mulai mengetahui tujuannya minum obat dan kontrol teratur ke dokter / puskesmas.

P :

Pertahankan hubungan lanjutkan TUK 3 DX 2 jam 13.00 wib diruang makan Geges.

S :

Siang suster, ada tidur malam. Halusinasi adalah ……

halusinasi yang saya rasakan adalah halusinasi dengar dan lihat.

Bila pada malam hari saya mendengar suara-suara dan melihat bayangan hitam. Saya shalat dan membaca ayat-ayat pendek kalau halusinasi muncul pada siang hari saya melakukan aktivitas seperti : menyapu, mengepel dan membantu menyiapkan makanan di ruang makan.

O :

Klien tampak senang waktu dilakukan interaksi dengan perawat

A:

Klien sudah bisa mengetahui tentang penyakitnya dan cara mengontrolnya bila halusinasi muncul.

P :

Pertahankan hubungan lanjut ke DX 2 TUK 4 jam.13.00 wib di ruang makan Geges

Tidak ada komentar:

Posting Komentar